
BOBIE.INFO. Matabu –Tanah mineral masih menjadi salah satu lahan utama dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Dibandingkan tanah gambut, tanah mineral dianggap lebih stabil dan produktif jika dikelola dengan baik. Namun, petani tetap perlu memperhatikan teknik budidaya yang tepat agar hasil panen optimal.
Para ahli perkebunan menjelaskan bahwa tanah mineral umumnya memiliki kandungan bahan organik yang lebih rendah dibandingkan tanah gambut. Oleh karena itu, pemupukan dan pengelolaan kesuburan tanah menjadi faktor kunci dalam budidaya sawit di lahan ini.
Beberapa langkah penting yang dianjurkan dalam menanam sawit di tanah mineral antara lain:
- Persiapan Lahan: membersihkan gulma, sisa kayu, dan memastikan drainase berjalan baik.
- Pengajiran dan Penanaman: menentukan jarak tanam ideal, biasanya 9 x 9 meter, agar tanaman mendapatkan cukup cahaya dan ruang tumbuh.
- Pemupukan: pemberian pupuk NPK, dolomit, dan unsur mikro sesuai kebutuhan untuk meningkatkan kesuburan tanah.
- Pengendalian Hama dan Penyakit: menjaga tanaman muda dari serangan rayap, ulat api, dan ganoderma.
- Pemeliharaan Rutin: penyiangan, pemangkasan pelepah, serta pengaturan kelembaban tanah.
“Tanah mineral cukup mendukung pertumbuhan sawit, tetapi pemeliharaan intensif sangat diperlukan, terutama terkait kesuburan dan kelembaban tanah. Dengan manajemen yang tepat, produktivitas sawit di tanah mineral bisa sangat baik,” jelas seorang penyuluh pertanian di Barito Timur.
Pengembangan sawit di tanah mineral diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menjaga keberlanjutan perkebunan. Dukungan teknologi dan pendampingan lapangan juga menjadi faktor penting agar hasil produksi sesuai target.
(bobie)