
BOBIE.INFO. Jakarta, 14 Juli 2025 – Hilirisasi industri kelapa sawit nasional dinilai sebagai peluang besar untuk memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia sekaligus mendorong inovasi berbasis sumber daya lokal. Dalam wawancara terbaru, seorang pengamat industri dan inovator nasional menyoroti potensi besar yang masih belum tergarap dari limbah sawit atau biomassa, yang selama ini dipandang sebelah mata.
“Jika dibandingkan dengan tanaman subtropis seperti sunflower dan soy, sawit jauh lebih unggul. Dari satu ton sawit, bisa dihasilkan tujuh ton biomassa. Sementara tanaman lain seperti sunflower, hanya menghasilkan 0,7 hingga 0,8 ton biomassa per ton minyak nabati,” jelasnya.
Sayangnya, sebagian besar biomassa sawit di Indonesia saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Tandan kosong, pelepah, dan limbah lainnya masih banyak yang dibuang atau hanya dijadikan bahan bakar murah. Padahal, jika diolah, biomassa tersebut dapat menjadi bahan baku produk strategis seperti etanol, pupuk organik, hingga material bangunan komposit.
“Saya bertemu investor dari luar negeri yang tertarik mengolah tandan kosong sawit menjadi etanol. Teknologinya tidak rumit, hanya enzimatik, dan sudah banyak digunakan di negara lain. Masalahnya, pengusaha kita banyak yang masih berpikir sebagai pedagang, bukan inovator,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan harapan besarnya untuk menjadikan limbah pohon sawit sebagai bahan rumah ramah lingkungan. Saat ini, tengah dikembangkan proyek percontohan rumah berukuran 27 m² dari komposit pohon sawit hasil replanting. Investasi senilai USD 68 juta telah disiapkan untuk memproduksi 120.000 unit rumah tersebut dengan teknologi dry process yang belum ada di dunia.
“Investor dari Inggris dan China sudah menunjukkan minat besar. Kalau ini sukses, kita tidak hanya dapat rumah murah dan ramah lingkungan, tapi juga nilai tambah ekonomi yang luar biasa,” katanya optimis.
Produk lain yang tengah dikembangkan dari biomassa sawit adalah Kalix, pupuk organik bernilai tinggi yang berasal dari kelopak buah sawit. Kalix ini sangat efektif untuk tanaman hias dan hortikultura, serta memiliki nilai jual tinggi di pasar global.
Untuk mendukung semua ini, pemerintah melalui Dewan Minyak Sawit Indonesia telah menyusun roadmap hilirisasi sawit, yang telah dikomunikasikan dengan Kementerian Perindustrian, Bappenas, dan Kemendikbud Ristek. Dukungan pemerintah menjadi kunci utama dalam merealisasikan potensi besar ini.
“Kalau roadmap ini dijalankan dan replanting dimulai tahun 2026, maka pada 2029 kita bisa meningkatkan revenue sektor sawit menjadi 142,3 miliar dolar, hampir dua kali lipat dari posisi saat ini di angka 62,97 miliar dolar,” tegasnya.
Dengan semangat inovasi, keberanian bereksperimen, dan sinergi antara pemerintah, swasta, dan dunia riset, hilirisasi industri sawit tidak hanya menjadi harapan, tapi masa depan nyata bagi Indonesia. (bobie)