
BOBIE.INFO. Matabu. Pendidikan anak adalah kerja sama antara sekolah dan rumah. Di sekolah, guru menanam nilai-nilai: pengetahuan, disiplin, sopan santun, dan tanggung jawab. Tapi apa jadinya jika benih-benih itu tak pernah disiram di rumah?
Orang tua adalah “penyiram” utama yang memastikan apa yang ditanam guru bisa tumbuh dan berkembang. Tanpa peran aktif orang tua dalam mendampingi, mengingatkan, dan mencontohkan nilai-nilai yang sama di rumah, anak akan bingung. Ia bisa tumbuh dengan akar yang lemah — tahu apa yang benar, tapi tak terbiasa melakukannya.
Banyak guru mengeluh: “Anak ini di sekolah sopan, tapi di rumah katanya kasar.” Atau, “Di kelas rajin, tapi di rumah malas belajar.” Ini sering terjadi karena apa yang ditanam guru tidak disiram oleh orang tua. Bahkan kadang sebaliknya: orang tua justru membiarkan, membenarkan, atau malah memanjakan secara berlebihan.
Jika terus dibiarkan, anak bisa tumbuh tanpa arah. Ia tahu banyak hal, tapi tak punya karakter kuat. Ia cerdas, tapi mudah menyerah. Ia pandai bicara, tapi tak punya sikap.
Maka pertanyaannya: “Anak akan jadi apa, jika yang menanam hanya guru, sementara orang tuanya diam?”
Pendidikan bukan tugas tunggal. Ini tanggung jawab bersama. Saat guru dan orang tua bersinergi, anak akan tumbuh utuh — bukan hanya pintar, tapi juga berkarakter. (bobie)
Betul pak, bahkan orang tua ada yg sengaja menyerang kita. Entah apa maksudnya.